Kamis, 05 September 2013

05 september 2013

0 comments
aku terduduk diam menatap rintik hujan yang turun, aku hanya terdiam dan terus hanyut bersama butiran-butiran hujan yang sesekali mengenai tubuhku.
tentu saja pikiranku tak benar-benar ikut terdiam. aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri.
aku, hidupku ini untuk apa? untuk siapa?
selain untuk beribadah, aku belum tau apa yang akan aku lakukan dan untuk siapa aku melakukannya.
aku, sejauh mana hidupku berarti? seberapa berartinya aku bagi orang lain?
saat ini aku hanyalah seorang manusia yang masih terbiasa dengan hidupnya sendiri, pikirannya sendiri. aku memang sangat perduli sekitar, tapi aku tak terbiasa menunjukkannya. masa-masa gelap itu membuat aku terbiasa mempercayai diriku sendiri.
"aku bisa sendiri, aku tak butuh mereka", kata-kata itu telah jadi bagian dariku sejak saat itu, hingga akhirnya aku menjadi sekeras ini.
aku jelas butuh banyak orang untuk tetap berdiri di sampingku, membantuku sewaktu-waktu ketika aku jatuh tersungkur dari kejamnya realita. tapi aku masih memungkirinya.

kemudian aku bertanya-tanya..
jika aku tak ada, seberapa banyak aku dikenang?
ketika aku tak ada, aku tak berharap untuk ditangisi. karena aku benci sebuah tangisan.
aku pun tak berharap jadi sebuah pengingat kematian bagi mereka, aku hanya ingin jadi sebuah kenangan yang ketika diingat, hanya seberkas senyum yang tampak.
berapa banyak lagi rintikan hujan yang dapat kulihat? aku terus bertanya-tanya.
jika masih banyak, maka izinkan aku untuk menjadi manusia yang terlalu berharga untuk dilepaskan.
sehingga ketika aku menatap rintikan hujan lagi, aku hanya akan tersenyum ketika terhanyut bersamanya.
 

Catatan Empat Musim Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template